Ketua APDESI Tulungagung Enggan Tanggapi ” Surat Cinta ” Berujung Pemerasan

 

Beritakita1.click | Tulungagung- ” Surat Cinta ” berujung pemerasan. Benarkah di Tulungagung musim ” Surat Cinta ” berujung pemerasan?hal ini perlu dibuktikan.

Kita ketahui bersama saat ini banyak pemerintah desa di Tulungagung tengah menjalankan program PTSL.

Dalam pemberitaan oleh 2 Media Online dengan Judul ” APDESI TULUNGAGUNG BENTUK LEMBAGA BANTUAN HUKUM” yang dirilis Jumat,20 Oktober 2023, 09.36 WIB dan judul ” BUAT LBH DESA, APDESI TULUNGAGUNG BISA TERLINDUNG SAAT AMBIL KEBIJAKAN, JUGA DARI PRAKTEK PEMERASAN” yang dirilis, Kamis,19 Oktober 2023, 21.40 WIB, jelas tertulis dengan nara sumber Anang Mustofa, Ketua APDESI Tulungagung.

Dari kedua berita tersebut, menyampaikan bahwa LBH Desa ( APDESI) juga akan mendampingi kades dari upaya intimidasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
Karena sampai saat ini belum ada perlindungan hukum atas kebijakan yang diambil ( Kades).

Dalam berita itu juga tertulis banyak kades yang mendapat “surat cinta” dari banyak pihak.

Pihak-pihak itu ( yang mengirimkan surat) menggunakan modus dengan mempertanyakan kebijakan, ujung-ujungnya memeras dengan ancaman akan dilaporkan ke penegak hukum.

Dengan adanya pemberitaan tersebut, tentunya masyarakat mempertanyakan kebenaran isi berita tersebut.
Apakah benar ada praktek pemerasan dengan dalih mengirim “surat cinta” kepada kepala desa atau pemerintah desa terkait program PTSL seperti yang dimuat oleh 2 media online tersebut.

Bukan itu saja, omongan Anang, juga menyinggung bahwa ada desa yang sudah mengeluarkan biaya puluhan hingga ratusan juta untuk menyewa pengacara.
Hal ini semakin membuat penasaran, kasus apa sehingga pemerintah desa harus mengeluarkan biaya pengacara hingga ratusan juta, dan dari mana sumber anggarannya.

Dan apabila memang ada pemerasan, kenapa tidak ada pengaduan atau laporan ke APH, sehingga bisa terungkap siapa yang memeras dan diperas. Atau jangan – jangan memang kepala desa atau pemerintah desa yang melakukan kesalahan dengan tidak menjalankan sesuai amanat peraturan perundang -undangan.

Saat ditemui dikantornya, Anang Mustofa,S.E selaku Kepala Desa Kendalbulur yang saat ini juga Ketua APDESI Tulungagung, awalnya enggan menanggapi terkait ” Surat Cinta ” tersebut.

“Saya tidak bisa menanggapi secara resmi, karena belum ada laporan dari temen- temen anggota APDESI,” ujarnya.
Rabu, (25/10/2023).

Hal ini sangat berbeda yang tertulis dalam 2 berita sebelumnya. Disana secara gamblang Anang menyampaikan terkait ” Surat Cinta” yang berujung pemerasan.

Dalam akhir penjelasan, Anang membantah bahwa pernah mengatakan terkait ” Surat Cinta” yang berujung pemerasan tersebut.
Bahkan Anang mengatakan tulisan tersebut hasil dari wartawan itu sendiri bukan pernyataan darinya.

” Tidak ada statement saya seperti itu mas, dan dalam berita itu, tidak benar itu hanya tulisan dari wartawannya, bukan statement saya. Nanti akan saya hubungi wartawan yang nulis itu mas” kilah Anang.

Namun begitu, tentunya masyarakat Tulungagung mengetahui bahwa kedua media online tersebut punya kredibilitas yang dapat dipercaya mengenai isi berita.
Dari peristiwa ini tentunya masyarakat bertanya, pihak Anang selaku Ketua APDESI Tulungagung yang berbohong, atau keduan media online tersebut yang memberitakan tidak sesuai fakta.

Karena hingga berita ini dirilis, isi berita dari kedua media tersebut tidak berubah.
( bersambung)

Reporter : Tim

Editor : Admin