TPID Provinsi Bengkulu Siapkan Subsidi Ongkos Angkutan Pangan Atasi Inflasi

Bengkulu,beritakita1.click – Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu menyiapkan subsidi ongkos angkut bahan pangan guna mengatasi peningkatan angka inflasi.

“Subsidi angkut itu tidak hanya berdampak pada harga angkut itu sendiri tapi juga ke harga barang, sehingga intervensi bentuknya subsidi. Meski nilainya tidak terlalu besar tapi itu merupakan bagian dari insentif kami berkontribusi menurunkan ongkos transportasi,” kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana di Bengkulu, Kamis.

Kendaraan yang mendapatkan subsidi ongkos angkut yakni yang membawa komoditas pangan seperti beras, minyak goreng, bawang merah dan cabai merah yang menjadi prioritas dalam operasi pasar murah.

“Subsidi ongkos angkut ini dikaitkan dengan operasi pasar terintegrasi. Ongkos angkut yang dihitung untuk mendapatkan subsidi yakni dari total sewa dan bahan bakar dari kendaraan yang mendistribusikan bahan pangan sekali jalan untuk operasi pasar terintegrasi. Kurang lebih mendapatkan subsidi sebesar Rp1 juta per kendaraan,” ucapnya.

Upaya subsidi ongkos angkut bahan pangan tersebut tentunya demi menekan harga komoditas pangan agar tidak mengalami kenaikan yang signifikan, apalagi saat ini memasuki periode konsumsi rumah tangga cukup tinggi karena bertepatan dengan hari besar keagamaan.

Sedangkan, sektor makanan dan minuman merupakan penyumbang angka inflasi tertinggi kedua setelah transportasi di Bengkulu pada Maret 2023. Inflasi makanan, minuman dan tembakau berada pada angka 1,5 persen dari inflasi Bengkulu yang berada pada angka 5,6 persen (yoy).

Oleh karena itu, TPID Bengkulu berupaya mendistribusikan pangan dengan harga terjangkau sebagai upaya stabilisasi harga pasar. TPID membuat pasar murah terintegrasi dengan program bantuan sosial, agar program bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebuh tepat guna.

“Jadi, di Kantor Pos tempat penyaluran dana bantuan, digelar langsung pasar murah, bantuan yang diterima bisa langsung dibelikan ke bahan pokok di pasar murah. Jadi uangnya tidak dibelanjakan ke yang lain (yang tidak produktif), tidak dibelikan ke rokok bapak-bapak,” ujarnya.

Sumber : Beritaraflesia

Editor : melinda