Sejarah Olahraga Renang di Dunia dan Indonesia

Beritakita1.click – Sejarah renang menurut berbagai sumber sudah dimulai sejak masa Yunani dan Romawi Kuno. Seperti diketahui, renang merupakan aktivitas yang melibatkan pergerakan dalam air dengan menggunakan gerakan tubuh, kaki, dan tangan untuk bergerak dari satu titik ke titik lain di dalam air.

Berenang menjadi salah satu aktivitas fisik yang populer digunakan untuk rekreasi karena aktivitasnya yang menyenangkan. Selain menjadi aktivitas rekreasi, renang juga menjadi sarana olahraga hingga ajang kompetitif, lho. Renang adalah salah satu olahraga yang paling meriah peminatnya di seluruh dunia. Terlepas dari usia atau tingkat kebugaran, siapa pun dapat menikmati dan mengambil manfaat dari berenang.

Olahraga renang terkenal sebagai kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Selain melatih kemampuan fisik, renang juga melatih ketenangan diri dalam mengatur pernafasan.

Lantas, bagaimana perkembangan aktivitas berenang menjadi sebuah olahraga? Yuk simak penjelasannya

Renang di Dunia

Aktivitas berenang sudah berkembang sejak zaman Yunani dan Romawi Kuno melalui bukti-bukti legenda yang berkembang. Misalnya, kisah Leander berenang mengarungi Sungai Hellespont (Dardenelles) di Asia Minor (Turki) untuk menemui kekasihnya, yaitu Hera. Atau cerita Horatius ketika berperang sendirian dan melarikan diri dari musuh dengan berenang menyeberangi Sungai Tiber.

Kisah-kisah tersebut mengunggulkan kegiatan berenang sebagai aktivitas fisik untuk mencapai satu titik melalui air. Dikutip dari buku Jago Renang tulisan Sandra Arhesa, bahwa orang Yunani dan Romawi menjadikan berenang sebagai kebutuhan vital dalam kemiliteran.

Esensi renang sebagai aktivitas fisik mendorong Jepang untuk mewajibkan berenang sebagai pelajaran wajib di sekolah samurai. Sejarah mencatat, pertandingan renang pertama kali diselenggarakan oleh Kaisar Suigui pada tahun 36 sebelum Masehi.

Pada abad pertengahan, renang menjadi salah satu kemahiran yang harus dimiliki oleh para ksatria. Meskipun sebelumnya, di Eropa renang atau mandi di luar rumah dianggap berbahaya karena banyak kasus yang menyebabkan kematian dan wabah penyakit yang menular melalui sungai. Namun, pada kurun waktu berikutnya orang-orang kembali menyukai berenang sebagai aktivitas rekreasi di sungai, danau, atau laut.

Perkembangan renang sebagai cabang olahraga diawali dalam olimpiade modern 1896 di Athena, Yunani. Pada olimpiade tersebut, hanya lima nomor yang tersedia untuk kategori olahraga renang di antaranya 100 meter, 500 meter, 1.200 meter, nomor bebas, dan 100 meter untuk para pelaut laki-laki.

Pada saat itu, hanya ada dua gaya yang dilombakan yaitu gaya dada dan gaya bebas. Baru, pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang olimpiade.

Kegemaran yang semakin meluas ke berbagai negara, mendorong kebutuhan akan organisasi atau badan yang mengatur perlombaan-perlombaan antar negara.

Oleh karena itu, pada 1908 dibentuk perserikatan renang internasional yang disebut FINA (Federation International de Nation Amateur). Empat tahun setelah dibentuknya FINA, nomor renang putri diperlombakan di Olimpiade Stockholm.

Pada 1952, gaya kupu-kupu kemudian dianggap sebagai variasi gaya dada yang disahkan sebagai gaya renang tersendiri di tingkat olimpiade.

Induk olahraga renang internasional kemudian berganti nama menjadi World Aquatics dalam keputusan Kongres Luar Biasa yang digelar Desember 2022 di Melbourne, Australia.

Sejarah Olahraga Renang di Indonesia

Sejarah renang di Indonesia pertama kali terlihat dari pembangunan kolam renang pertama pada tahun 1904 di Cihampelas, Bandung. Selain di Bandung, catatan sejarah juga menemukan kolam renang lainnya di Cikini Jakarta dan Brantas Surabaya.

Namun, penggunaan kolam tersebut didominasi oleh keturunan Belanda saja. Sehingga orang-orang Indonesia tidak memiliki kesempatan renang ataupun mempelajarinya. Mengingat, pemberlakuan tiket yang mahal dan peraturan khusus kolam yang hanya diperuntukkan oleh para bangsawan saja.

Mengutip dari buku Mengenal Olahraga Renang karya Aisya, menyatakan bahwa sejarah renang di Indonesia berkembang dengan didirikannya Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond) pada tahun 1917.

Setahun berikutnya, baru pada 1918 dibentuk Perserikatan Berenang Jawa Barat (West Java Zwembond) yang terdiri dari sekolah-sekolah. Lalu pada 1924, didirikan Perserikatan Berenang Jawa Timur (Oost Java Zwembond) yang mendorong pertandingan antar daerah sehingga menghasilkan rekor-rekor baru di kejuaraan Belanda.

Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk belajar renang. Hal ini mendorong penyelenggaraan perlombaan renang dan kemunculan atlet-atlet renang dari pelosok negeri yang dapat bersaing di tingkat internasional.

Nama induk olahraga renang di Indonesia adalah Akuatik Indonesia sejak Agustus 2023 mengikuti perubahan FINA menjadi World Aquatics. Sebelumnya organisasi tersebut bernama Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Bahkan saat dibentuk pertama kali pada 24 Maret 1951 organisasi tersebut bernama Persatuan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) Kongres pertamanya dilakukan di Jakarta dengan memutuskan ketua pertama yaitu Prof. Dr. Poerwo Soedarmo.

Selanjutnya, PBSI diterima menjadi anggota PORI (Perserikatan Olahraga Olimpiade Indonesia) yang kemudian berubah nama menjadi KOI (Komite Olimpiade Indonesia). Hal ini menunjukkan olahraga renang di Indonesia dapat bergabung dalam kompetisi internasional sehingga pada 1952, PBSI terdaftar sebagai anggota FINA dan IOC (International Olympic Committee). Hanya saja ada permintaan untuk diubah karena PBSI juga dipakai induk olahraga bulutangkis.

Sumber : Detikedu