Ribuan Warga Ngadas Malang Tumpah Ruah Arak dan Berebut Sesaji

 

Beritakita1.click | Malang – Ngatemin (55) berdiri mendekat tumpukan 700 sesaji dan sebuah kepala kerbau saat pembacaan doa Upacara Adat Unan Unan Suku Tengger di Sanggar Pamujan, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Kamis (3/8/2023).

Dia bersama ratusan warga berkerumun mengelilingi sesaji untuk menjaga peluang mendapatkan sesaji yang diperebutkan usai pembacaan doa oleh Dukun Adat Suku Tengger Desa Ngadas.

Benar juga, warga mulai merangsek ke depan saat pembacaan doa akan berakhir. Mereka mulai saling berebut untuk mendapatkan sesaji yang dipercaya dapat menolak bala.

“Pokoknya dapat, khasiatnya buat tani, penolak bala,” kata Ngatemin sembari menunjukan sesaji yang rencananya akan ditanam ke dalam tanah di kebunnya.

Upacara Adat Unan Unan Suku Tengger merupakan upacara adat yang digelar tiap lima tahun sekali untuk menetapkan bulan dan tahun Tengger. Rangkaian kegiatannya telah dimulai sejak Rabu (2/8/2023) saat penyembelihan seekor kerbau jantan.

Prosesi dilanjutkan pada hari selanjutnya dengan merangkai sejumlah bagian tubuh kerbau dan 700 sesaji. Sesaji ini kemudian diarak dari rumah Kepala Desa menuju Sanggar Pamujan Desa Ngadas. Seluruh warga berbagai agama larut dalam kesakralan dan kemeriahan merawat tradisi tersebut.

Kepala Desa Ngadas, Mujianto menjelaskan upacara adat Unan Unan dilaksanakan seluruh desa di Suku Tengger, namun waktunya tidak bersamaan.

“Intinya untuk menetapkan tanggal dan tahun Tengger. Dengan dilaksanakan upacara adat ini diharapkan selama lima tahun ke depan kita selalu diberikan rejeki yang barokah, diberikan aman desanya, sehingga kita juga memohon dukungan leluhur yang menjaga desa kita,” jelasnya.

Dia menambahkan perebutan sesaji memang menjadi bagian dalam upacara adat ini. Masyarakat mempercayai sesaji yang didapat akan membawa keberuntungan dan menolak bala.

“Jadi di samping sebagian dimakan, sebagian untuk dibuat sesaji dibawa ke lahan-lahan pertanian, dengan harapan agar hasil pertanian lebih melimpah,” tandasnya.

Salah seorang warga, Erlangga (17) mengaku senang dapat berpartisipasi dalam upacara adat tersebut.

“Senang, dulu pernah ikut tapi saat itu masih kecil. Kali ini dapat sesaji pepis tali gerit, akan saya taruh di rumah,” ungkapnya.

 

Reporter : TIM

Editor : Admin