Mengenal Rumah Adat Bengkulu Bubungan Lima dan Filosofinya

Rumah adat Bengkulu adalah rumah adat yang berlokasi di Provinsi Bengkulu, Pulau Sumatera. Provinsi tersebut memiliki sebuah rumah adat yang disebut sebagai rumah adat Bubungan Lima yang dikenal memiliki sebuah ciri khasnya tersendiri. Tidak hanya itu saja, rumah adat Bubungan Lima juga mempunyai filosofi yang dipegang teguh oleh masyarakat adat setempat. Supaya Anda bisa lebih paham mengenai rumah adat Bengkulu, artikel kali ini akan membahas mengenai:
  1. Ciri Khas Bentuk Rumah Adat Bengkulu
  2. Struktur Pembagian Ruang Rumah Adat Bengkulu
    1. Berendo
    2. Hall
    3. Bilik Gedang
    4. Bilik Gadis
    5. Ruang Tengah
    6. Ruang Makan
    7. Garang
    8. Dapur
    9. Berendo Belakang
  3. Filosofi Rumah Adat Bengkulu

1. Ciri Khas Bentuk Rumah Adat Bengkulu

Rumah adat Bubungan Lima memiliki atap dengan model bertumpuk-tumpuk. (Foto: Potret Bengkulu)
Ciri khas rumah adat Bubungan Lima ini salah satunya terletak dari bentuk atapnya yang tampak seperti bertumpuk-tumpuk. Wiranata dkk. dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “Rancang Bangun Permainan Android Tiga Dimensi Teka Teki Rumah Bubungan Lima dengan Metode Kecerdasan Buatan” menyebutkan bahwa nama Bubungan Lima merujuk pada bentuk atapnya. Selain itu, bahan pembuat atapnya adalah ijuk pohon enau. Namun seiring berjalannya waktu, bahan pembuat atap sudah berganti dengan seng.
Selain atapnya yang unik, rumah Bubungan Lima memiliki tiang yang menampung badan rumah. Ada sekitar 15 tiang dengan ukuran kurang lebih 1,8 meter yang menopang rumah ini. Karena memiliki banyak tiang penopang, maka rumah ini bisa tahan dengan gempa. Keunikan lain rumah ini terletak pada anak tangganya. Anak tangga rumah Bubungan Lima selalu berjumlah ganjil yang berkaitan dengan kepercayaan adat setempat.
Rumah adat ini memiliki fungsi khusus seperti tempat mengadakan berbagai ritual adat seperti pernikahan, kelahiran, penyambutan tamu, dan kematian. Terdapat kolong di bawah rumah ini yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan gerobak, hasil panen pertanian, kandang hewan, alat-alat pertanian, kayu api, dan sebagainya.
Rumah adat Bengkulu memiliki nama lain Bubungan Lima. Dinamakan demikian karena atapnya yang bersusun atau membumbung. Mau punya rumah bersusun alias dua lantai di Bintaro? Cek pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp1 M di sini!

2. Struktur Pembagian Ruang Rumah Adat Bengkulu

Rumah adat Bengkulu Bubungan Lima terbagi menjadi tiga bagian utama. (Foto: Pariwisata Indonesia)
Rumah Bubungan Lima memiliki struktur pembagian ruang rumah yang khas. Ada tiga bagian utama dari rumah ini, yakni bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah. Bagian atas terdiri dari atap dan bubungan yang biasanya terbuat dari ijuk maupun seng. Di bagian atap ini biasanya terdapat loteng yang penghuni rumah menyimpan benda-benda pusaka disakralkan.
Bagian tengah merupakan bagian rumah dimana terdapat beberapa ruangan. Adapun istilah-istilah ruangan di rumah adat Bengkulu ini, dilansir dari buku Yuk Mengenal Rumah Adat Sumatera oleh Badan Bahasa Kemdikbud, antara lain:

1. Berendo

Pada bagian ini, pemilik rumah akan menerima tamu yang belum dikenalnya. Biasanya mereka bertamu hanya dalam waktu singkat. Tempat ini juga dijadikan tempat bermain anak-anak.

2. Hall

Salah satu ruangan di dalam rumah Bubungan Lima selanjutnya adalah Hall, dimana pemilik rumah biasanya menghabiskan waktu bersama tamu yang sudah dikenal. Mereka biasanya bercengkrama pada malam hari di tempat ini. Pada saat upacara adat, pernikahan misalnya, ruangan ini digunakan untuk acara meminang. Saat upacara selamatan pun dilakukan di ruangan ini.

3. Bilik Gedang

Ruangan ini merupakan ruangan yang digunakan oleh pemilik rumah sebagai kamar tidur. Pada bagian rumah ini juga anak-anak yang masih kecil tidur bersama-sama dengan orang tuanya.

4. Bilik Gadis

Ruangan ini khusus dibuat untuk anak gadis. Tujuannya adalah agar anak gadis yang beranjak remaja mendapatkan tempat yang aman untuk beristirahat. Bilik Gadis ini juga ditempatkan di sebelah Bilik Gedang untuk memudahkan orang tua dalam mengawasi si anak gadis.

5. Ruang Tengah

Ruang ini biasanya digunakan untuk tempat beristirahat tamu perempuan baik itu ibu-ibu maupun anak gadis. Selain itu, ruang ini juga digunakan sebagai tempat mengaji. Kadang-kadang, ruang tengah ini digunakan oleh anak laki-laki bujang pemilik rumah untuk tidur.

6. Ruang Makan

Ruang selanjutnya yang tak kalah penting adalah ruang makan. Ruang ini tidak lain adalah ruangan untuk makan dan bercengkrama sambil menikmati sajian bersama keluarga.

7. Garang

Bagian dari rumah Bubungan Lima ini merupakan tempat penyimpanan air atau disebut dengan gerigik. Biasanya penghuni rumah akan mencuci tangan dan kakinya terlebih dahulu di garang sebelum masuk ke dalam rumah.

8. Dapur

Ruang ini merupakan jantung dari rumah adat Bubungan Lima, yakni tempat untuk memasak.

9. Berendo Belakang

Seperti namanya, bagian rumah ini terletak di belakang rumah. Tempat ini merupakan tempat favorit bagi para wanita untuk bersantai dan mengobrol pada siang dan sore hari.
Pada bagian bawah, dimana biasanya terdapat tiang-tiang kayu yang menopang rumah. Tiang kayu ini biasanya memiliki ornamen ukiran yang khas. Adapun ornamen ukiran rumah adat Bengkulu adalah seperti berikut ini:
  • Pohon Ru merupakan pohon cemara yang tumbuh di sekitar lingkungan masyarakat Bengkulu.
  • Pohon hayat disebut juga dengan pohon kehidupan dimana dipercaya oleh masyarakat setempat bahwa kehidupan manusia akan tercatat di pohon hayat.
  • Bunga melati identik dengan keindahan dan diharapkan rumah.
  • Pucuk rebung merupakan salah satu ornamen.
Motif ukiran daun didasarkan pada pandangan masyarakat setempat akan pentingnya kelangsungan alam terutama pepohonan dan tumbuhan.
  • Kembang empat adalah sebuah ornamen yang menggambarkan kebahagiaan dan keberuntungan.
  • Bunga raflesia merupakan ornamen yang merupakan bunga khas di daerah Bengkulu.
  • Matahari adalah sebuah ornamen yang menggambarkan peran dari matahari yang penting untuk menyinari dan memberikan energi bagi kehidupan.

3. Filosofi Rumah Adat Bengkulu

Rumah adat Bubungan Lima dibuat mengikuti filosofinya tersendiri. (Foto: Intersisi News)
Rumah Adat Bengkulu Bubungan Lima ini, tidak hanya kental akan unsur budaya yang khas terletak pada arsitekturnya, melainkan juga filosofi hidup masyarakat setempat yang tertuang baik itu pada arsitektur maupun ornamen rumah ini.
Arsitektur rumah bubungan lima yang terdiri dari tiga bagian utama yakni bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah. Setiap bagian ini memiliki filosofinya masing-masing. Bagian atas melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Bagian tengah melambangkan keharmonisan antar umat manusia. Sedangkan bagian bawah rumah merepresentasikan hubungan yang baik antara rumah dengan lingkungan sekitar.
Bagian atas rumah yang melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan dicirikan dengan ujung atap rumah yang memiliki ukiran khas seperti selembayung. Selembayung biasanya melambangkan ucapan rasa syukur dan penghormatan tinggi terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Bagian tengah rumah berisikan berbagai macam ruangan seperti BerendoHal, Bilik Gedang, Bilik gadis, Ruang Tengah, Ruang Makan, Berando Belakang semua itu merupakan tempat dimana adanya interaksi sosial baik dengan sesama penghuni rumah maupun tamu. Menjaga kehormatan anak gadis dengan sebaik-baiknya juga terlihat dari adanya sebuah ruangan khusus untuk anak gadis yang bernama Bilik Gadis.
Bagian bawah rumah bubungan lima, yakni tiang-tiang penyangga rumah berada. Biasanya di bagian rumah tersebut ditemukan beberapa hewan ternak yang tidur di dalamnya. Selain itu, mereka juga diberi makan disana. Selain hewan ternak, hasil panen, bibit tanaman, maupun alat-alat pertanian disimpan disana. Hal ini menunjukkan bahwa konsep bangunan pada rumah ini menghargai makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.
Sumber : Rumah.com
Editor : Melinda